TBC pada Anak

sumber gambar: beranisehat.com

Tuberkulosis baik pada anak dan dewasa bukanlah penyakit keturunan tetapi penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. TBC lebih dikenal dengan istilah awamnya, yaitu ‘flek’. Anak-anak yang tertular TBC merupakan dari pasien TBC lainnya, karena pasien TBC dapat menularkan sekitar 10-15 orang di sekelilingnya setiap tahun. Cara penularannya, yaitu melalui percik renik (droplets) yang keluar ketika penderita TBC batuk, bersin, bicara, tertawa atau bernyanyi.

Anak dengan sakit TBC ringan tidak menularkan. Anak yang bisa menularkan TBC, yaitu sakit TBC paru berat, hasil pemeriksaan dahak positif, gambaran rontgen dada ada kelainan yang luas, bisa terjadi pada remaja ataupun anak yang lebih muda.

Fakta menarik yang sering orang lupa adalah bahwa TBC tidak hanya menyerang paru-paru saja, tetapi bisa juga ke organ lainnya, seperti otak, jantung, kulit, tulang, ginjal, hati, dan usus.

Kenali 3 faktor ini yang meningkatkan risiko TBC pada anak:

  1. Usia balita dan remaja berisiko tinggi sakit TBC
  2. Kekebalan tubuh yang turun meningkatkan risiko sakit TBC seperti: gizi buruk, DM, penyakit keganasan, konsumsi obat steroid jangka panjang, HIV, dll
  3. Kontak erat dengan pasien TBC paru yang infeksius

Tandai gejala TBC pada anak, yaitu batuk lebih dari 2 minggu walaupun sudah diberikan pengobatan, demam lebih dari 2 minggu tanpa sebab jelas, berat badan turun atau menetap dalam 2 bulan, anak lesu dan tidak seaktif biasanya.

TBC bisa disembuhkan dengan minum obat teratur dan tuntas dengan lama pengobatan untuk TBC ringan selama 6 bulan, sedangkan TBC ekstraparu berat (TBC otak, TBC tulang) selama 12 bulan. Apabila terputus pengobatan TBC maka akan menambah parah penyakit TBC yang membuat kuman TBC kebal obat, mengakibatkan proses pengobatan memakan waktu lebih lama dan lebih sulit.

Waktu yang terbaik untuk minum obat TBC, yaitu saat perut kosong dan paling cepat 1  jam setelah makan. Salah satu obat TBC dapat menyebabkan warna cairan tubuh (urin, keringat) berwarna oranye kemerahan. Justru yang harus diwaspadai jika urin anak bewarna seperti air teh pekat atau mata berwarna kuning.

Vaksinasi BCG yang dapat memberikan 80% efektivitas untuk mencegah TBC berat pada anak. Selain vaksinasi, pencegahan juga dapat dilakukan menggunakan obat pencegahan TBC. Balita yang kontak erat dengan pasien TBC paru berisiko tinggi terinfeksi dan sakit TBC berat yang bisa menimbulkan kematian, obat pencegahan dapat menghindarkan anak dari kondisi tersebut. Ada 3 macam obat pencegahan saat ini, yaitu:

  1. Satu obat, diminum tiap hari selama 6 bulan
  2. Dua obat, diminum tiap hari selama 3 bulan
  3. Dua obat, diminum seminggu sekali selama 3 bulan

Jika anak mengalami gejala TBC, segera bawa ke dokter di fasilitas kesehatan terdekat. Pastikan anak-anak Indonesia mendapatkan pengobatan dan pencegahan TBC yang benar!

Sumber: Respiologi IDAI

Penulis: Heni Purnamasari, SKM