Sabtu (27/7), RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal kembali menghadirkan terobosan baru dengan meluncurkan sebuah produk inovasi bernama LATOPIA dan SI OPAK TEGAL. Jangan salah kaprah, nama tersebut bukan nama makanan yang biasa warga Slawi dengar. Program yang diberi nama LATOPIA sebenarnya merupakan Layanan Persalinan Aman, Nyaman, Kontrasepsi Pasca Salin serta Siap Asi Ekslusif dan SI OPAK TEGAL adalah kepanjangan dari Sistem Online Pendidikan Klinik Terintergrasi di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal.

LATOPIA tercetus karena melihat masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat bahwa AKI di Indonesia pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu kelahiran. Faktor utama penyebab AKI meliputi Perdarahan (30,1%), Hipertensi (26,9%), Infeksi (5,6%), Partus Lama (1,8%), Abortus (1,6%) dan penyebab lain (34,5%) dan faktor tidak langsung meliputi “4 Terlalu dan 3 Terlambat”.

Sementara itu, jumlah data persalinan di RSUD dr. Soeselo dari tahun 2021 hingga 2023 mengalami kenaikan, dari 2174 persalinan di tahun 2021, bertambah menjadi 2301 persalinan di tahun 2022 dan meningkat lagi hingga 2758 persalinan di tahun 2023. Sedangkan data kasus AKI di RSUD dr. Soeselo pada tahun 2021 sebanyak 34 kasus dengan penyebab tingkat skala tinggi nyeri persalinan sebesar 80%, partus lama sebesar 27%, pelayanan KB pasca salin sebesar 40%, ASI tidak keluar 57% dan ibu dengan baby blues 52%.

Dengan adanya kasus tersebut, RSUD dr. Soeselo kemudian menciptakan inovasi LATOPIA yang ternyata mampu menurunkan kasus AKI pada tahun 2023. LATOPIA juga bertujuan untuk memecahkan masalah ibu pasca persalinan melalui metode TTL (Taking In, Taking Hold dan Letting Go) dengan cara edukasi suami tentang baby blues, edukasi suami dan ibu tentang KB pasca salin dan pijat laktasi.

Guntur M. Taqwin, Direktur RSUD dr. Soeselo, menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. “Kami ingin memastikan setiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang terintegrasi mulai dari saat persalinan hingga persiapan pulang ke rumah yang mampu berkontribusi dalam menurunkan AKI, meningkatkan pengetahuan maupun psikis untuk pasien dan keluarga serta meningkatkan kepuasan pasien bersalin,” ujarnya.

Selain LATOPIA, ada juga SI OPAK TEGAL yang terinspirasi dari adanya permasalahan penetapan rumah sakit pendidikan yang banyak melibatkan berbagai aspek yang kompleks dan beragam, termasuk regulasi, kualitas pelayanan, infrastruktur, sumber daya manusia, dan kerjasama antara institusi pendidikan serta fasilitas kesehatan. Sehingga, perlu diciptakannya sebuah sistem yang terintegrasi antara rumah sakit pendidikan dengan institusi pendidikan yang juga merupakan salah satu syarat penilaian standar rumah sakit pendidikan oleh Kementerian Kesehatan RI.

”Tujuan dari adanya SI OPAK TEGAL itu untuk dapat meningkatan efisiensi manajemen dan administrasi rumah sakit pendidikan, optimalisasi monitoring ataupun supervisi peserta didik, serta memudahkan komunikasi yang lebih baik antara rumah sakit pendidikan dengan institusi pendidikan karena sistemnya sudah terintegrasi.” ungkap Yuki Fitria Maatisya selaku Ketua Komite Koordinasi Pendidikan di RSUD dr. Soeselo.

Inovasi SI OPAK TEGAL hadir sebagai upaya fasilitas pendidikan klinik di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal dari manual menjadi online, sehingga peserta didik maupun pembimbing dapat mengakses dengan fitur-fitur yang lengkap yang disesuaikan dengan standar akreditasi rumah sakit dimanapun dan kapanpun.

”Harapannya dengan lahirnya SI OPAK TEGAL ini mampu meningkatkan kualitas mutu RSUD dr. Soeselo sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang memiliki standar pembelajaran dan penelitian yang sesuai dengan Kemenkes bagi para peserta didik,” tambah Guntur.

Penulis: Heni Purnamasari