Jantung Koroner Si Diam-diam Mematikan
Angka kematian yang disebabkan oleh PJK di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020). Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.
Tingginya prevalensi Penyakit Jantung Koroner di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang. Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dilaporkan 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang terjadi akibat pembuluh darah koroner yang mensuplai darah ke jantung mengalami hambatan akibat pengerasan dan penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak permanen.
Penyakit yang diam-diam mematikan ini perlu dikenal lebih dalam agar tak kejadian di kemudian hari. Tim PKRS dr. Soeselo mengadakan penyuluhan kesehatan yang mengangkat tema tenga Jantung Koroner ini untuk meningkatkan rasa kewaspadaan yang tinggi. Penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tunggu Klinik Jantung pada Selasa, 21 Juni 2022 pukul 08.00-09.00 WIB yang dibawakan oleh Rizki Windraeni Setiati, S.Kep.Ns, Perawat Klinik Jantung RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
Rizki memaparkan faktor risiko yang dapat menyebabkan PJK diantaranya, yaitu keturunan atau riwayat keluarga yang menderita jantung, umur (semakin tua semakin berisiko), jenis kelamin (pria lebih berisiko, wanita semakin berisiko setelah menopause), obesitas, merokok, kadar kolesterol tinggi, menderita hipertensi atau diabetes melitus, dan tekanan/stres.
Sebagai pencegahan PJK ini, kita perlu mengetahui tanda dan gejala yang muncul seperti:
• Rasa tidak nyaman
• Badan terasa berat
• Sakit pada dada yang dapat menyebar ke punggung dan lengan kiri
• Rasa panas dan berat di dada atau ulu hati
• Jantung berdebar-debar
• Nafas terasa pendek, keringat dingin, mual, muntah, pusing saat tidak ataupun beraktivitas
• Kekuatan fisik yang menurun
• Rasa nyeri di belakang tulang dada menjalar ke leher, bahu, rahang, ulu hati, dan punggung.
PJK dapat dicegah dengan merubah gaya hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, mengontrol kadar gula dan kolesterol, berhenti merokok, olahraga rutin dan teratur, serta hadapi stres dengan baik.
Fasilitas di pelayanan jantung di RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal sudah representatif dan memadai dilengkapi dengan ECG/EKG (Electrocardiograph), yaitu alat kesehatan untuk merekam segala aktivitas jantung yang normal maupun tidak normal, serta mendeteksi adanya penyakit jantung. Selain itu ada ECHO (Echocardiograph), yaitu alat untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik saat jantung berkontraksi. Treadmill juga disediakan untuk mengukur kebugaran fisik dan optimalisasi fungsi kerja jantung.
Penulis: Heni Purnamasari, SKM