RSUD dr. Soeselo - Jl. Dr. Sutomo No. 63, Slawi (0283) 491016

Pada Senin, 26 September 2022 pukul 08.00 WIB, bertempat di Ruang Tunggu Klinik Anak, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit memberikan sosialisasi kesehatan tentang Kejang Demam pada Anak. Sosialisasi ini disampaikan oleh Wildanita yang merupakan perawat Klinik Anak.

Kejang demam atau disebut dengan penyakit step merupakan kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang biasa terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang demam ini tidak ada kaitannya dengan gangguan elektrolit atau metabolik. Perlu diketahui bahwa kejang demam ini berbeda dengan epilepsi atau ayan. Epilepsi ditandai dengan kejang berulang tanpa perlu menyertai demam.

Penyebab Kejang Demam
Kejang demam biasanya disebabkan karena suhu tubuh lebih tinggi dari 38 derajat celcius. Bahkan demam ringan juga dapat memicu kondisi ini. Selain itu, beberapa kondisi yang dapat memicu penyakit step ini, yaitu:

  1. Infeksi
    Demam yang memicu kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih jarang oleh infeksi bakteri. Virus flu (influenza) dan virus penyebab roseola, yang sering disertai demam tinggi, adalah kondisi yang sering menjadi penyebab kejang demam.
  2. Kejang Pasca Vaksinasi
    Risikonya meningkat setelah beberapa vaksinasi masa kanak-kanak. Ini termasuk vaksin difteri, tetanus dan pertusis dan vaksin campak-gondong-rubella.

Faktor Risiko Kejang Demam
Kejadian kejang demam dapat berulang pada anak apabila ada faktor-faktor berikut:

  1. Riwayat dalam keluarga
  2. Usia kurang dari 12 bulan
  3. Temperatur yang rendah saat kejang, dan
  4. Cepatnya kejang setelah demam

Lalu, Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun umumnya tidak berbahaya, segera kunjungi IGD jika kejang demam pada anak terjadi lebih dari 5 menit disertai:

  1. Muntah
  2. Terlihat sangat mengantuk
  3. Leher kaku
  4. Sesak napas

Pertolongan Pertama Kejang Demam
Pertolongan pertama pada kejang demam (step) pada anak yang dapat dilakukan, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu:

  1. Tetap tenang dan tidak panik.
  2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
  3. Jika Si Kecil tidak sadarkan diri, letakkan ia dalam posisi miring. Bila ada muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidungnya.
  4. Bila lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
  5. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang yang terjadi.
  6. Dampingi Si Kecil selama dan sesudah kejang.
  7. Berikan obat jika kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah berhenti.

Kejang Demam pun dapat dicegah dengan memberikan obat penurun panas saat anak mulai demam.

Penulis: Heni Purnamasari, SKM

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.

You may also like


Fatal error: Uncaught wfWAFStorageFileException: Unable to save temporary file for atomic writing. in /home/noc/rsudsoeselo/web/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php:35 Stack trace: #0 /home/noc/rsudsoeselo/web/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php(659): wfWAFStorageFile::atomicFilePutContents('/home/noc/rsuds...', '<?php exit('Acc...') #1 [internal function]: wfWAFStorageFile->saveConfig('livewaf') #2 {main} thrown in /home/noc/rsudsoeselo/web/wp-content/plugins/wordfence/vendor/wordfence/wf-waf/src/lib/storage/file.php on line 35